
![]() |
Ilustrasi. Kota London, Inggris. - Source: Pixabay.com |
Kapitalisme adalah istilah dari kata dasar “kapital”, yang
berasal dari bahasa Latin “caput” (kepala). Pertama kali lahir istilah kapital
yakni pada abad ke-12 yang memiliki beberapa arti: dana, persediaan barang,
sejumlah uang dan bunga uang pinjaman. Karl Marx yang melakukan riset pada
kota-kota otonom pada abad ke-12, seperti: Firenze, Parma, Turin, Milan, dan
lainnya, menggunakan istilah “capitalia” untuk menyebut konteks serupa.
Marx membayangkan kapitalisme sebagai sebuah sistem produksi
komoditi. Dalam sistem ekonomi kapitalis, menurutnya para produsen tidak
sekadar menghasilkan untuk kebutuhan diri sendiri, tetapi melibatkan pasar
pertukaran baik skala nasional maupun internasional.
Perkembangan Kapitalisme yang bermula di Eropa Barat
khususnya pada kota-kota di Italia utara, Jerman Selatan, Nederland utara dan
selatan Belgia, Perancis Utara dan tanah Inggris, kemudian meluas ke
negeri-negeri jajahan. Sebut saja di Asia, Afrika, serta Amerika Selatan
(mulanya merupakan jajahan Spanyol dan Portugis).
Titik kulminasi dari perkembangan kapitalisme, oleh kalangan
Sejarahwan menghubungkan dengan pada masa revolusi industri di Inggris. Adapun
tahapan evolusi kapitalisme dalam pandangan Marx, yakni: kapitalisme dagang (merchant capitalism), kapitalisme industri
(industrial capitalism), dan
kapitalisme negara (state capitalism).
Asal usul dan perkembangan kapitalisme antara lain dijelaskan
secara panjang lebar dalam karya kesohor Fernand Braudel bertajuk “Civilization
and Capitalism 15th-18th” (1981). Mahakarya ini tersaji
dalam tiga jilid buku, sebagaimana diuraikan berikut ini.
Pada jilid I berjudul “The Structure of Everiday Life”
dijelaskan ikhwal prasyarat tumbuhnya kapitalisme adalah munculnya kota-kota
yang dikuasai oleh kaum burjois. Kaum yang dimaksud ini adalah insan beradab
yang bebas dari tekanan dan pengaruh kaum bangsawan. Inilah yang oleh Braudel
disebutnya dengan istilah waktu “struktur”.
Kemudian jilid II berjudul “The Weel of Commerce”, sang tokoh
terkemuka “Annales School” ini mengurai mekanisme perdagangan di Eropa yang
berintikan pasar dan sistem kredit murah.
Terakhir pada jilid III berjudul “The Perspective of the
World”, sang penulis historiografi model struktural ini mengaitkan sistem
ekonomi Eropa dengan wilayah-wilayah perdagangan lain melalui kongsi dagang
raksasa seperti VOC dan EIC. Inilah yang Braudel sebut dengan istilah
“Konjungtur”.
References
Ahmadin. (2015). Kapitalisme
Bugis: Etika Bisnis Berbasis Kearifan Lokal. Makassar: Rayhan Intermedia.
Giddens, A.
(1985). Kapitalisme dan Teori Sosial Modern: Suatu Analisis Karya Tulis
Marx, Durkheim, dan Max Weber. Jakarta: Universitas Indonesia.
Sutarjo
Adisusilo, J. (2013). Sejarah Pemikiran Barat: Dari Yang Klasik Sampai
Yang Modern. Jakarta: Rajawali Pers.
Winarni, R.
(2013). Sejarah Pemikiran Modern. Yogyakarta: Laksbang Pressindo.